YOGYA (KRjogja.com) – Jangan heran apabila menemukan dua buah gerobak terbuat dari kayu ketika kita berkunjung ke kawasan Ledok Tukangan RW 03 yang berada di bantaran Sungai Code. Gerobak-gerobak yang tampak menarik tersebut berfungsi sebagai perpustakaan dan juga ruang berekspresi untuk menghidupkan perekonomian masyarakat.
Anang Nasichudin, perwakilan dari Sanggar Anak Kampung Indonesia (SAKI) yang juga warga kampung Ledok Tukangan kepada wartawan, Jumat (11/9/2015) mengatakan komunitasnya sengaja membuat dua buah gerobak tersebut untuk menggugah kepedulian warga masyarakat kampung yang selama ini warganya identik dengan kegiatan negatif.
Konten bacaan yang ada di gerobak perpustakaan tersebut seluruhnya merupakan berkas dan dokumentasi kampung Ledok Tukangan. “Saat ini memang masih banyak buku-buku dari luar kampung, namun ini semacam pancingan saja agar warga mau menyumbangkan karya-karyanya untuk dimasukkan dalam gerobak ini,” ungkapnya.
Warga kampung dapat menyumbangkan karya tulis dari berbagai bidang mulai puisi hingga buku resep. “Tak hanya itu, seluruh data warga kampung akan kami tempatkan di gerobak ini, jadi apabila ada hal yang urgent seperti bencana banjir ataupun lain hal dapat dijadikan rujukan untuk mencari data,” imbuhnya.
Sementara itu satu gerobak lain diberikan nama Gerobak Fund Rising Kampung. Di dalamnya, ada berbagai macam hasil kerajinan tangan warga kampung Ledok Tukangan. “Gerobak inilah yang kami harapkan menjadi penggerak ekonomi warga Ledok Tukangan karena gerobak ini nantinya akan bergerak lebih luas di berbagai lokasi di mana ada keramaian misalnya festival atau tempat lainnya,” imbuh Anang.
Dua buah gerobak tersebut akan secara resmi dilaunching dalam rangkaian kegiatan dua hari bertajuk Kampungku Uripku yang akan dimulai pada 12-13 September 2015. Nama-nama seniman seperti Marwoto Kawer dan Ong Hari Wahyudi pun dipastikan akan mengisi rangkaian acara di Ledok Tukangan tersebut. (M-1)
Sumber: Kedaulatan Rakyat