JOGJA – Komunitas Sanggar Anak Kampung Indonesia yang ada di Kampung Ledok Tu-kangan di bantaran Kali Code, Kota Jogja, menggagas festival Kampungku Uripku. Cara ini sebagai upaya meningkatkan taraf hidup di bidang pendidi-kan dan ekonomi.Rencananya, kegiatan ini diadakan hari ini (12/9) hing-ga besok (13/9). Acara dibuka tokoh budaya Rakyat Jogja-karta Marwoto Kawer, diawali kirab budaya keliling kampung.
Selain itu, ada juga workshop tentang air dan diskusi Kam-pungku Uripku dengan peman-tik diskusi seniman Ong Harry Wahyu dan praktisi Antropo-logi Kirik Ertanto. “Dilanjutkan launching gerobak perpustakaan dan pemutaran film tentang kampung,” kata Koordinator SAKI Anang Na-sichudin kemarin (11/9).Anang menambahkan, ke-giatan ini merupakan ungkapan kegelisahan warga di kawasan urban, bahwa ruang hidup merupakan hak mereka yang bisa dikelola dengan baik dengan berbagai potensi yang dimilikinya. “Dua gerobak itu, selain be-risi buku sebagai perpustakaan keliling, juga media usaha pe-muda setempat. Kenapa gerobak? Agar lebih dekat dengan masy-arakat. Aksesnya lebih mudah di lingkungan Kali Code yang padat,” paparnya.
Komunitas ini memberikan pembelajaran dan kesadaran pada anak-anak dan remaja kampung agar gemar mem-baca. Mereka juga membuka ruang diskusi dan usaha, agar masyarakat memiliki kesada-ran untuk memelihara ling-kungannya.Manajer Program Center for Civic Engagement and Studies (CCES) Ranggoaini Jahja yang ikut mendampingi SAKI me-ngatakan, kegiatan tersebut merupakan pemberdayaan po-tensi kreatif yang ada di kampung perkotaan. “Cara alternatif memperkuat masyarakat sipil dalam mendo-rong perubahan sosial,” katanya.(riz/hes/ong)
Sumber asli: Radar Jogja
Komunitas SAKI berinisiatif membuat gerobak keliling perpustakaan dan outlet hasil produksi warga setempat. Gerobak keliling perpustakaan akan berisi seluruh pengetahuan yang diproduksi oleh warga kampung. Gerobak ini juga menjadi “lumbung” pengetahuan kampung, agar saat terjadi banjir kelak dapat terselamatkan karena sifatnya yang “mobile” atau bergerak.